(Review) Call From an Angel

by - September 10, 2020

Judul Asli: L'Appel de L'Ange
Judul Terjemahan: Call From an Angel
Penulis: Guillaume Musso
Penerjemah: Yudith Listiandri
Penyunting: Selsa Chintya
Penyelaras aksara: Titish A.K
Desain sampul: Chyntia Yanetha
Penata Sampul: @teguhra
Genre: Romance, Mystery
Jenis: Terjemahan Eropa
Penerbit: Penerbit Spring
ISBN: 978-602-6682-08-6
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 432 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: Oktober 2017
Harga: Rp 89.000,00
Rating: 4 of 5

        Konichiwa mina-san, bulan September ini ada yang istimewa. Tanggal 2 September lalu merupakan hari dimana saya pertama kali melakukan review 3 tahun lalu. Jadi, untuk memeringatinya saya akan mereview buku yang berbeda. Beberapa waktu yang lalu ada request dari kak Adindahd untuk mereview Call From an Angel dari Guillaume Musso. Novel ini bukan merupakan novel Eropa pertama yang saya baca tapi ini novel Eropa pertama yang saya review di blog ini. 

Blurb
Di New York, tanpa sengaja ponsel 
Madeline dan Jonathan tertukar. Saat mereka menyadari
kesalahan tersebut, mereka sudah terpisah hampir sepuluh ribu
kilometer. Madeline adalah seorang floris di Paris,
sedangkan Jonathan memiliki restoran di San Fransisco.

Tidak membutuhkan waktu lama bagi keduanya
untuk menyerah pada godaan dan menelusuri ponsel
masing-masing. Namun, itu malah menguak sebuah rahasia
yang ingin nereka berdua kubur selamanya.
Sebuah rahasia yang bisa membunuh mereka berdua.

Review
        Dari desain covernya, saya suka. Tampak sederhana dan manis. Dominasi warna putih dengan warna biru keunguan yang memberikan kesan minimalis. Ilustrasi yang tidak berlebihan dengan font judul yang mudah dibaca tapi juga cantik. Bahkan saya mengapresiasi judul asli novel masih dicantumkan pada covernya. Bagian belakang novel juga tampak sederhana dan manis. Terdapat beberapa noda darah yang baru saya sadari setelah tamat membaca.

        Alur cerita terkesan lambat. Penulis membawa pembaca menuju kehidupan masing-masing karakter yang terlihat biasa saja. Kemudian, tanpa sadar mulai terseret ke masa lalu mereka. Sudut pandang yang digunakan orang ketiga serba tahu. Penulis berhasil menempatkan perpindahan karakter yang diceritakan sehingga lebih menarik, ketika membacanya saya seperti tengah menonton film. Karakter yang ditampilkan cukup banyak, namun hanya berfokus pada Madeline, Jonathan dan seorang lagi yang menjadi rantai penghubung keduanya. Perkembangan kedua karakter terasa cukup cepat, karena kebudayaan yang berbeda sehingga cukup membuat saya sedikit shock. Suasana yang dihadirkan juga perlahan semakin berat. Romansa antara keduanya memiliki porsi yang cukup, tidak banyak dan tidak sedikit. Namun, kalian dapat mengetahuinya dari bagaimana mereka mencemaskan satu sama lain. Dari novel ini, saya belajar bahwa rasa penasaran berlebihan itu sesuatu yang tidak baik. Mungkin jika tidak saling penasaran, mereka tidak akan terjebak pada rahasia satu sama lain.

        Awal membaca novel ini, saya kira ini merupakan novel romansa manis khas luar. Sejujurnya itu pikiran saya setelah membaca blurb dan menganggap bahwa rahasia yang membunuh merupakan masalah yang sederhana, apalagi covernya terlihat manis. Ternyata, jangan menilai buku dari covernya, begitu masuk bagian pertengahan, saya sangat terkejut. Apalagi saya pikir, novel ini merupakan genre pure romance, ternyata terdapat sedikit adegan misteri, thriller, action dan gore tapi dipadukan dengan cara yang menarik untuk mina-san yang suka dengan film barat.

        Singkat kata, saya rekomendasikan novel ini untuk mina-san yang menyukai romance eropa anti mainstream, mina-san yang menyukai romance dibumbui adegan tembak menembak, mafia dan kawan-kawannya. Kalian yang ingin mengubah sudut pandang tentang genre romance bia membeli novel ini. Meskipun cukup tebal namun menarik karena cara penulis membawakan cerita dengan baik. Sekian review dari saya. Terima kasih banyak telah membaca dan terima kasih telah mendukung asakononiwa hingga saya bisa menulis review sampai detik ini. Terima kasih telah meninggalkan komentar. Mohon dukungannya sekali lagi. Mata Ashita ne〜

Dia tahu gadis itu.
Dia pernah bertemu dengannya.
Dia pernah bicara dengannya.
Halaman 193

You May Also Like

2 komentar

  1. Makasih udah direview bukunya, kalau kakak suka aku seneng banget berarti aku menyarankan buku yang tepat (walau belum baca 😂)

    Suka banget sama review, selalu ditunggu 😁

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa kak Adindahd
      Terima kasih banyak komentarnya 🙇🏻‍♀️

      Seru kak, terima kasih banyak rekomendasinya 🙇🏻‍♀️ Wah, bagus loh kak. Ayo dibaca, menipu sekali covernya 😄

      Sekali lagi saya terima kasih banyak kak 🙇🏻‍♀️

      Hapus