(Review) The Good Son
Judul Asli: 종 의 기원 (Jong ui giwon)
Judul Terjemahan: The Good Son (Anak Teladan)
Penulis: Jeong You Jeong
Genre: Psychology, Thriller
Jenis: Korean Literature
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 9786020622569
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 408 Halaman
ISBN: 9786020622569
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 408 Halaman
Cetakan ke: 2
Terbit: Mei 2019
Terbit: Mei 2019
Harga: Rp 129.000,00
Rating: 5 of 5
Hisashiburi mina-san, 5 hari lalu saya libur dari kegiatan real karena COVID-19 yang sudah masuk ke Indonesia sekitar seminggu lebih lima hari yang lalu dan saya baru dapat libur seminggu setelahnya karena kondisi sudah mulai lockdown. Selama lockdown tidak boleh ada yang pergi kemanapun jadi saya harap kalian semua baik-baik saja. Saya akan mereview buku yang saya baca habis selama 2 hari, selain itu buku ini merupakan buku korea yang jarang saya review sama sekali. Jujur saja saya tidak terlalu tertarik dengan novel Korea, namun karena genrenya membuat saya tergerak untuk membeli novel yang saya yakin sudah banyak yang mereview. Sore ja hajimemashou!
Blurb
Yu-jin terbangun karena bau darah dan menemukan dirinya berbaring di ranjangnya sendiri dalam keadaan berlumuran darah. Tetapi itu bukan darahnya. Lalu darah siapa? Jawaban untuk pertanyaan itu baru diketahuinya setelah ia menemukan ibunya tergeletak tak bernyawa dengan leher tergorok di tengah genangan darah di kaki tangga apartemen dupleks mereka.
Sebagai penderita epilepsi, ingatan Yu-jin sering bermasalah dan ia tidak bisa mengingat apa pun yang terjadi kemarin malam. Hanya suara ibunya yang selalu terngiang-ngiang di telinga. Suara ibunya yang memanggil namanya. Apakah ibu memanggilnya untuk meminta tolong? Atau untuk memohon agar Yu-jin tidak membunuhnya?
Yu-jin pun berusaha mencari tahu apa yang terjadi, menggali ingatannya, dan menguak rahasia gelap tentang keluarganya... dan tentang dirinya sendiri.
Sementara itu, di dermaga tidak jauh dari sana, ditemukan juga mayat seorang wanita muda dengan luka menganga di leher.
Review
Cover novel ini gelap dan ngeri, saya bisa merasakan kengerian yang ada dan dari cover saya dapat mendeskripsikan hubungannya dengan isi cerita setelah membaca novelnya. Pemilihan yang sempurna menurut saya. Untuk warna judulnya sedikit kurang menyenangkan karena tetesan darah yang seharusnya ada di judul terlihat sia-sia karena warna judulnya yang sudah merah.
Berdasarkan blurb kita sudah tahu siapa pembunuhnya. Tentu saja ini bukan novel misteri yang berusaha mencari kasus pembunuhan tapi disini kita diminta untuk menelusuri motif pembunuhan dan alasan Yu-jin melakukan pembunuhan. Alurnya cukup lambat karena sudut pandang yang digunakan yaitu orang pertama pelaku utama. Settingnya tentunya di korea, sayangnya tempatnya fiktif entah mengapa akan lebih seru jika tempatnya memang benar ada di dunia nyata, mungkin sesasi ngerinya akan berlebih. Amanat? Saya dapat menangkap amanatnya dari pesan penulis yang tertulis di belakang dan saya suka dengan alasan beliau. Lebih dari itu yang menarik adalah pembangunan karakter Yu-jin, saya suka dengan cara deskripsi penulis menggambarkan karakter Yu-jin.
Saya telah menjelaskan bahwa novel ini mengambil sudut pandang orang pertama, yang menarik adalah disini kita dipaksa untuk memahami karakter Yu-jin yang nampaknya bodoh dan polos tapi ternyata sangat cerdik. Kecerdasan Yu-jin sudah dapat kalian tangkap dari setiap perlakuannya. Selain itu kita juga disuguhkan catatan gambaran dari sang ibu yang telah mati tentang sosok anaknya dan apa yang ia alami selama hidupnya. Setiap korban yang terbunuh pun seperti benang merah yang saling terhubung dari cara kematiannya. Sosok Yu-jin yang terlihat kalem, ternyata memiliki kelainan yang mungkin membuat kalian terkejut, itulah yang membuat Yu-jin harus meminum obat yang membuatnya merasakan sakit dan alasan dia merasakan euforia ketika tidak meminum obat. Ternyata Yu-jin sedang sakit... Selain itu kita diminta untuk memahami sosok psikopat dengan tingkatan "Predator" bagian inilah yang membuat novel ini sangat menarik. Pembunuhan pertama, pembunuhan kedua yang memicu pembuhan-pembunuhan setelahnya. Cara pikir Psikopat, karakteristik yang superior, egois, manipulatif, sadis, cerdas namun licik. Saya rasa juga ikut merasa ngeri ketika ia merasa puas secara seksual mendengar ketakutan dan merasakan ketakutan di sekitarnya.
Novel ini merupakan novel dewasa dengan rate 17+ jadi untuk kalian yang mungkin tidak kuat membacanya, lebih baik berhenti dahulu. Jujur saja novel ini sangat lambat awalnya namun semakin mendebarkan. Saya tidak bisa berhenti membalik halamannya. Saya sangat menikmati cara penulis menuliskan ceritanya. Untuk kalian yang suka gore, misteri, psikologi dan korea, saya sarankan untuk membaca buku ini. Saya cukup terkejut karena saya yang tidak terlalu suka korea bisa menikmati novel ini meskipun jujur namanya sempat membuat saya bingung beberapa kali. Sekian review singkat saya tentang The Good Son, terima kasih banyak sudah mampir dan membaca. Mata ashita~
Kutipan ini dikutip dari Kata-kata penulis yang bersumber dari idoanya Freud
"Bahkan orang yang bermoral dan berhati baik sekalipun tanpa sadar menyimpan khayalan tentang perbuatan-perbuatan yang terlarang, keinginan-keinginan kejam, dan khayalan-khayalan tentang kekerasan yang mendasar. Yang membedakan orang jahat dengan orang-orang lain pada umumnya adalah apakah mereka akan bertindak mengikuti keinginan gelap itu atau tidak." Halaman 403
0 komentar