(Review) Catatan Harian Sang Pembunuh

by - Juli 08, 2020


Judul Asli: 살인자의 기억법 (sal-injaui gieogbeob)
Judul Terjemahan: Catatan Harian Sang Pembunuh
Penulis: Kim Young ha
Alih bahasa: Iingliana
Ilustrasi sampul: Martin Dima
Genre: Misteri, Thriller
Jenis: Terjemahan Korea
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-06395-50
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 160 Halaman
Harga: Rp 58.000,00
Rating: 4 of 5

        Konichiwa mina-san, apa kabar? Kali ini saya akan mereview novel Terjemahan Korea. Novel ini merupakan novel dengan genre mystery, thriller. Setelah benar-benar sangat puas dengan Novel Good Son, dengan sedikit memberanikan diri saya berharap cemas membeli novel ini bersama dengan Purloined Book. Mari kita mulai saja reviewnya.

Blurb
Terakhir kali aku membunuh seseorang
adalah 25 tahun yang lalu-atau 26 tahun
yang lalu? Kurang-lebih begitulah.

Kim Byeong-su adalah mantan pembunuh
berantai berumur 70 tahun yang mulai
hilang ingatan akibat demensia. Demi
mempertahankan ingatan yang tersisa, ia pun
mencatat semua yang terjadi pada dirinya,
termasuk kehadiran kekasih putrinya yang
dicurigainya sebagai pembunuh berantai
yang kini mengincar wanita-wanita di desa
tempat tinggal mereka.

Kim Byeong-su harus memastikan
putrinya tidak menjadi korban berikut.

Ia pun memutuskan membunuh pria itu,
sebelum ingatannya hilang seluruhnya.

Review
        Dari desain covernya, saya sangat suka karena sangat sederhana dengan beberapa noda darah serta goresan yang memberikan kesan thriller. Pemilihan font yang bagus sehingga memberikan kesan seperti buku catatan yang sesungguhnya. Latar merah yang menjadi dasar background novel menambah kesan ngeri, meskipun hal ini juga membuat percikan darah tidak terlalu menonjol. Cover novel ini di desain seperti book jacket sehingga memberi kesan seperti buku nonfiksi. 

        Novel ini memiliki alur yang cepat karena seperti judulnya, cerita di novel ini didesain seperti buku catatan sehingga cerita cenderung singkat dan bahasanya sederhana. Sudut pandang yang digunakan adalah orang pertama pelaku utama. Suasana yang dibangun juga cukup mengerikan dan membingungkan. Tokoh utama dalam novel ini adalah mantan pembunuh berantai Kim Byeong-su yang berusia 70 tahun dan didiagnosis menderita alzeimer. Latar pedesaan yang benar-benar terasa terutama bagaimana penulis berusaha mendeskripsikan hutan bambu di pekarangan rumah Byeong-su. Amanat yang sampai kepada saya, seperti halnya mayat yang perlahan membusuk. Suatu saat kebusukan manusia pasti akan terbongkat, cepat atau lambat.

        Novel ini dilabeli 21+ artinya untuk dewasa, sehingga anak di bawah umur maupun orang yang tidak siap secara mental, lebih baik tidak membacanya. Jika dibandingkan dengan Good Son, novel ini memiliki perbandingan yang cukup jauh. Padalah label untuk Good Son adalah 17+. Perbedaan lainnya, jika Good Son menceritakan betapa cerdasnya predator, novel ini menceritakan tentang bagaimana seseorang yang benar-benar memiliki demensia. Saya suka bagaimana novel ini membuat saya memahami perasaan seorang penderita alzeimer dan uniknya lagi, beliau adalah mantan pembunuh berantai. Bagaimana kebingungannya beliau dan bagaimana ia tidak bisa mempercayai siapapun bahkan dirinya sendiri. Lebih menariknya lagi adalah cara pandangnya terhadap kematian dan bagaimana ia menggambarkan kematian dalam sebuah puisi. Terlepas dari cara membunuhnya yang cukup sadis. Unsur gore di dalamnya, menurut saya tidak terlalu parah, hanya saja saya cukup pusing ketika membacanya. Mungkin sensasi yang dihadirkan dari tokoh itu sendiri yang membuat saya sedikit pusing dan tidak nyaman ketika menuju ke halaman terakhir. Saya juga suka bagaimana penulis memberikan plot twist di akhir cerita.

        Novel ini saya rekomendasikan untuk kalian yang mencari genre thriller serupa dengan Good Son hanya saja sedikit lebih ringan. Kalian yang suka korea dan kisah tentang pembunuh berantai. Untuk ukuran novel, novel ini memiliki sedikit halaman, meskipun begitu novel ini memang sangat pas jika hanya sampai 160 halaman. Saya tidak bisa membayangkan jika lebih panjang dari ini. Pasti akan terasa menyebalkan. Novel Catatan Harian Sang Pembunuh bisa kalian dapatkan dengan harga Rp 58.000,00, harga yang murah untuk novel dengan konsep yang unik, baik isi maupun desain covernya. Sekian review dari saya, semoga dapat membantu. Mata Ashita ne~

"Lagi-lagi tentang darah dan mayat? Seharusnya kau melunak sedikit di usia tuamu, sobat." Halaman 101

You May Also Like

2 komentar

  1. Akhirnya....
    Aku udah nunggu kakak buat review buku ini dari pertama liat di online, begitu baca review kakak akhirnya makin yakin buat masuk di kantong belanja.
    Makasih buat review nya kakk

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa kak Adindahd.

      Wah terima kasih banyak atas kunjungan dan komentarnya. Terima kasih juga sudah menunggu review saya 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️
      Senang rasanya review saya yang masih amatir ini bisa membantu kakak. Sekali lagi terima kasih kak Adindahd 🙇🏻‍♀️🙇🏻‍♀️

      Hapus