twitter instagram
  • Home
  • Japanese
  • Mandarin
  • Korea
  • Dark Fairytales
  • Nonfiksi

Asako no Niwa

Irrashaimase mina-san. Douzou yonde kudasai


Judul Asli: 贖罪 (Shokuzai)
Judul Terjemahan: Penance
Penulis: Minato Kanae
Penerjemah: Andry Setiawan
Penyunting: Prisca Primasari
Penyelaras Aksara: Francisca Ratna
Desainer Sampul: Eky Priyagung
Penata Sampul: Proparnadilla
Genre: Mystery, Thriller
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-623-7351-37-5
Ukuran: 13x19 cm
Tebal: 356 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: Juni 2020
Harga: Rp 99.500,00
Rating: 5 of 5

       Ohayo mina-san, saya sangat senang hari ini karena saya akan mereview kembali sebuah novel mystery, thriller dengan sub genre iya-misu. Penulis novel ini merupakan ratu sub genre iya-misu, siapa lagi kalau bukan Minato Kanae-sensei. Novel yang paling saya tunggu selain novel karya Yonezawa-sensei di tengah pandemi ini. Novel ini mendapat banyak penghargaan Mystery Writers of Japan Awards Nominee pada tahun 2010 dan Edgar Allan Poe Awards Finalist pada tahun 2018. Mari kita mulai reviewnya mina-san.

Blurb
"Meski Tuhan mengampuni kalian, aku tidak"

Lima belas tahun lalu, seorang gadis kecil 
bernama Emily dibunuh di sebuah desa yang tenang. 
Empat anak perempuan yang waktu itu sedang 
bermain bersama Emily tidak bisa memberikan kesaksian 
yang berarti padahal mereka berjumpa dengan 
laki-laki pembunuhnya. Akibatnya, 
penyelidikan pun mandek.

Ibu almarhumah Emily tidak terima, 
memanggil keempat anak tersebu, kemudian 
mengancam mereka, "Temukan pelakunya sebelum 
kasusnya kadaluarsa, atau ganti rugi 
dengan cara yang bisa kuterima. Jika tidak, 
aku akan membalas dendam pada kalian."

Ketika keempat anak yang menanggung 
beban besar di pundak mereka itu tumbuh dewasa, 
tragedi demi tragedi pun terjadi secara beruntun....

Review
       Desain sampul ini dikerjakan oleh Kak Eky Priyagung, sosok kak Eky Priyagung sering dibahas jika kalian mengikuti Intagram dari Penerbit Haru. Terlepas dari sosok kak Eky Priyagung, saya suka dengan pemilihan warna yang digunakan, terasa unik. Ini adalah novel dengan desain sampul ter unik yang saya miliki. Saya suka banyak hint bertebaran pada bagian covernya sehingga memberikan petunjuk tentang isi buku. Ini kelebihan yang sangat membantu pembaca awam yang sedikit ragu untuk membeli novel dan menghadirkan kesan misterius yang membuat kita menerka apa hubungan item pada cover dengan isi cerita. 

       Alur cerita ini lebih ke maju mungkin, karena beberapa tokoh menceritakan tentang runtutan kejadian dari masih kecil hingga dewasa. Ada juga yang mendapat alur maju-mundur. Perbedaan alur ini terjadi karena setiap bab memiliki sudut pandang dari masing-masing tokoh yang berbeda. Kurang lebih mirip Girls in The Dark, ini sangat membantu kita ketika mendalami dan menyelami karakter yang ada dalam cerita. Setiap cerita yang disajikan berakar pada satu permasalahan yaitu kematian Emily. Namun setiap tokoh mendapat dampak yang berbeda, inilah yang digali oleh Minato-sensei dan saya dapat mengatakan bahwa kisah masing-masing tokoh digali dengan baik. Amanat yang sampai pada saya adalah apa yang kamu tanam, itu yang kamu tuai. Cerita masing-masing karakter memiliki porsi yang sama besar dan saya rasa karakter dalam Penance sangat hidup, saya dapat lebih masuk ke dalam ceritanya dan lebih menikmatinya dari pada Confessions. Saya dapat merasakan nuansa ngeri sedap yang berbeda dengan Confessions.

       Minato-sensei memang selalu berhasil menyampaikan sisi buruk manusia dengan cara yang menyenangkan, hal ini juga tidak lepas dari terjemahan yang bagus sehingga membuat saya paham dan masuk ke dalam cerita. Novel ini menyajikan cerita yang traumatis untuk kalian yang tidak kuat mental, bukan tentang adegan berdarah tapi terdapat beberapa konten dewasa yang perlu kebijaksanaan ketika membacanya. Novel ini merupakan novel yang sangat menarik karena konsep yang diambil selain balas dendam, novel ini juga mengangkat tentang anak-anak. Beberapa bagian novel ini juga menceritakan tentang permainan tradisional, kehidupan di masyarakat desa dan beberapa hal yang mengandung unsur psikologis yang menarik untuk dibaca.

       Konsep yang khas dengan Minato Kanae-sensei. Sebagai buku dengan arti penebusan dosa, saya rasa membaca novel ini seperti membaca cara-cara menebus dosa yang dilakukan oleh masing-masing tokoh dalam cerita sebelum kita disuguhkan hidangan utama. Membaca Penance membuat saya merasa seperti ditarik oleh aliran air, saya benar-benar menikmati tiap rangkaian kejadian seolah itu terjadi di depan mata saya. Bagaimana Minato-sensei mendeskripsikan tiap perasaan dan tindakan tokoh lain dengan sangat baik. Novel ini membuat saya semakin terpesona ketika membaca tiap babnya hingga pada akhir saya seolah dapat bernafas lega. Plot twist pada novel ini? Tentu saja ada, tapi perlahan akan dibeberkan dengan baik. Bab yang paling saya suka disini adalah Kakak Beradik Beruang. Jadi, bagian mana yang kalian sukai?

       Novel ini merupakan novel kedua dari Minato-sensei yang diterjemahkan oleh Penerbit Haru. Untuk kalian yang ingin perasaannya diaduk, untuk kalian pecinta mystery, thriller dan iya-misu kalian pasti cocok dengan novel ini. Perlu diketahui bahwa novel ini memiliki rating 17+ karena memiliki konten dewasa yang tidak cocok untuk dibaca anak kecil jadi bijaksanalah dalam membaca mina-san. Novel ini dibandrol dengan harga Rp 99.500,00 karena novel ini cukup tebal dan ceritanya benar-benar bermutu. Saya menghabiskan novel ini sekali duduk dan saya berani jamin jika kalian tidak akan menyesal membelinya. Sekian review singkat dari saya. Mata ashita ne~

Seandainya kalian jadi berdosa gara-gara saya, bagaimana saya bisa mengganti rugi? Halaman 271

Mei 24, 2020 4 komentar

Judul Asli: Naname yashiki no hanzai (斜め屋敷の犯罪)
Judul Terjemahan: Murder in The Crooked House (Pembunuhan di Rumah Miring)
Penulis: Shimada Soji
Genre: Mystery
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Gramedia
ISBN: 978-602-06-3844-7
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 400 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: Maret 2020
Harga: Rp 105.000,00
Rating: 3 of 5

       Konnichiwa mina-san, apa kabar? Saya akan mereview buku terakhir yang saya baca bulan ini. Buku ini merupakan buku terjemahan lainnya dari Shimada Soji, maaf saya menulis dengan penulisan nama Jepang ya. Buku ini merupakan buku kedua karya Shimada Soji-sensei setelah The Tokyo Zodiac Murder. Dari pada semakin penasaran, mari kita mulai reviewnya mina-san.

Blurb
Rumah miring itu bertengger di tebing berselimut salju yang menghadap ke lautan es di ujung utara Jepang yang terpencil. Tempat yang aneh, tetapi di situlah sang jutawan Kozaburo Hamamoto membangunnya. Banyak labirin lantai yang miring dan tangga-tangga di tempat yang tidak biasa, juga topeng-topeng dan boneka seram seukuran manusia. Ketika seorang pria ditemukan mati dibunuh di salah satu kamar, polisi dipanggil, tapi mereka tak mampu memecahkan teka-teki itu. Lantas korban-korban lain berjatuhan.

Maka, dipanggillah Kiyoshi Mitarai, si detektif terkenal yang pernah memecahkan misteri kasus Pembunuhan Zodiak. Kalau bukan Mitarai, siapa lagi yang bisa? Tetapi mungkin Anda bisa mendahului Mitarai dalam memecahkan kasus ini? Semua petunjuknya dibeberkan dengan gamblang. Jadi, silahkan ikut mencobanya.

Review
       Mari bahas dari desain covernya mina-san. Seperti yang telah saya bahas dalam Review The Tokyo Zodiac Murders, cover Murder in The Crooked House menjadi cikal bakal lahirnya cover baru The Tokyo Zodiac Murders karena jika diperhatikan cover Murder in The Crooked House memiliki pertimbangan yang lebih matang. Dilihat dari pemilihan warna biru, kuning dan hitam yang tidak mencolok mata dan blurb yang dapat dibaca jauh lebih baik dengan font putih dari The Tokyo Zodiac Murders. Hanya saja sayang sekali warna font untuk tulisan Jepang berwarna merah, sehingga cukup mengganggu. Novel ini sepertinya memang dikonsep untuk dikoleksi bersama.

       Pada bagian daftar isi, kita disajikan daftar isi dalam bentuk adegan drama, sama seperti buku pendahulunya. Alur cerita ini maju, dan terasa benar-benar pelan sehingga saya cukup lelah membacanya. Sama seperti The Tokyo Zodiac Murder, buku ini memiliki ilustrasi gambar yang membantu untuk berimajinasi dan memecahkan kasus. Selain itu terdapat juga beberapa pengetahuan arsitektur dan seni di dalamnya. Saya penasaran, mungkin Shimada-sensei adalah seorang seniman? Latar cerita ini di Hokkaido, tepatnya di Wakannai, utara Jepang yang sangat dingin. Suasana dingin dideskripsikan dengan baik oleh Shimada-sensei. Suasana yang disajikan juga terkesan dingin dan misterius. Kejadian pada cerita ini terjadi di tahun 1984 yang cukup membuat saya syok dengan budaya yang ada saat itu, karena rasanya seperti menaiki mesin waktu.

       Tema yang diangkat adalah Misteri, Kriminal. Sejujurnya ini adalah novel Kriminal kedua yang saya baca setelah The Tokyo Zodiac Murder, saya cukup menikmatinya dengan tidak sabar karena saya menunggu munculnya Mitarai-san. Karakter Mitarai-san disini sangat berbeda dengan The Tokyo Zodiac Murder namun tetap mengesankan. Pada buku ini Mitarai-san masih memiliki sifat gila, namun tidak segila novel sebelumnya. Bahkan sosok Ishioka-san disinipun tidak terasa sama dengan novel sebelumnya mungkin karena intensitas kemunculan mereka dikurangi. Saya menikmati setiap kasus pembunuhan yang disajikan meskipun tidak sesadis novel sebelumnya. Amanatnya adalah rasa bersalah dan kesetiakawanan dapat menjebakmu di lumpur dalam. Inilah yang saya dapatkan. Saya suka motif pembunuhan novel ini meskipun tidaklah terlalu berat. Saya pun suka bagaimana Shimada-sensei menceritakan karya seni pada ruang tengu, kengerian dari boneka golem. 

       Novel ini saya rekomendasikan untuk kalian pecinta genre mystery dan crime. Kalian penikmat kisah Sherlock Holmes pun dapat menikmati novel ini dengan baik. Novel ini sangat menarik untuk dibaca dan memberikan rasa penasaran sampai terbawa ke dalam mimpi. Untuk novel dengan harga Rp 105.000,00 novel ini terasa cukup menarik untuk dibaca rating usia untuk novel ini adalah 17+. Namun jika dibandingkan dengan novel sebelumnya, mungkin saya terlalu berekspektasi tinggi. Sekian review singkat dari saya. Mata Ashita ne~

"Jika ada tarian yang dapat mengalihkan kita dari kebosanan hidup, itu adalah tarian orang mati." Halaman 25
Mei 21, 2020 No komentar

Judul Asli: 占星術殺人事件 (Senseijutsu Satsujinjiken)
Judul Terjemahan: The Tokyo Zodiac Murders (Pembunuhan Zodiak Tokyo)
Penulis: Shimada Soji
Genre: Mystery
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Gramedia
ISBN: 9789792285918
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 360 Halaman
Cetakan ke: 5
Terbit: Maret 2020
Harga: Rp 90.000,00
Rating: 4 of 5

       Konichiwa mina-san, bagaimana kabar kalian? Selama beberapa hari setelah mereview Goodbye Fairy, saya sedang mengalami gejala aneh. Jadi setiap membuka buku, tiba-tiba saya mengantuk dan ini membuat saya tidak semangat menbaca seperti biasanya. Karenanya saya menghabiskan buku yang akan saya review ini sekitar 3 hari, lebih lama dari novel lainnya. Novel yang akan saya review kali ini adalah The Tokyo Zodiac Murders. Novel ini merupakan novel lama yang akhirnya covernya dicetak ulang, mungkin ingin menyesuaikan dengan karya Soji Shimada yang baru terbit Pembunuhan di Rumah Miring. Lain kali akan saya review. Mari kita mulai mina-san.

Blurb
Pada suatu malam bersalju tahun 1936, seorang seniman dipukuli
hingga tewas di balik pintu studionya yang terkunci di Tokyo.
Polisi menemukan surat wasiat aneh yang memaparkan
rencananya untuk menciptakan Azoth "Sang wanita 
sempurna" dari potongan-potongan tubuh wanita muda
kerabatnya. Tak lama sesudah itu, putri tertuanya dibunuh. Lalu 
putri-putrinya yang lain serta keponakan-keponakan
perempuannya tiba-tiba menghilang. Satu per satu mayat mereka
yang termutilasi ditemukan, semua dikubur sesuai dengan prinsip
astrologis yang diuraikan sang seniman.

Pembantaian misterius itu mengguncang Jepang, menyibukkan
pihak berwenang dan para detektif amatir, namun tirai misteri tetap
tak terpecahkan selama lebih dari 40 tahun. Lalu pada suatu hari di
tahun 1979, sebuah dokumen diserahkan kepada Kiyoshi Mitarai,
seorang astrolog, peramal nasib, dan detektif eksentrik. Dengan 
didampingi Dr. Watson versinya sendiri, seorang ilustrator dan penggemar kisah detektif, Kazumi Ishioka, dia mulai melacak jejak
pelaku Pembunuhan Zodiak Tokyo serta pencipta Azoth yang bagaikan lenyap ditelan bumi.

Kisah menarik tentang sulap dan ilusi karya salah satu pencerita misteri
terkemuka di Jepang ini disusun seperti tragedi panggung yabg megah. 
Penulis melemparkan tantangan kepada pembaca untuk membongkar
misteri sebelum tirai ditutup.

Review
       Cover dari novel The Tokyo Zodiac Murders yang baru memiliki latar warna merah dan tulisan warna hitam. Saya rasa secara jujur lebih menyukai cover lamanya karena jujur saya cover baru ini menyakiti mata saya ketika berusaha membaca blurbnya. Cover baru ini di desain agar sesuai untuk dikoleksi dengan novel Soji Shimada-sensei lainnya yang baru saja diterjemahkan berjudul Murder in the Crooked House yang menurut saya sayang sekali. 

       Alur cerita yang digunakan maju, lambat pada bagian awal namun mulai terasa seru pada bagian pertengahan. Penokohan yang dibangun dan yang paling kuat adalah Kiyoshi Mitarai dan Kazumi Ishioka yang sama-sama seorang detektif dengan sifat yang bertentangan. Tokoh lainnya hanya diceritakan melalui sebuah surat atau melalui deksripsi dari Ishioka mengingat kasus ini merupakan kasus lama yang diangkat kembali. Sudut pandang yang diambil adalah dari tokoh Kazumi Ishioka sebagai orang pertama pelaku utama. Suasana yang diciptakan oleh Soji Shimada-sensei cukup menegangkan. Sensasi gore yang cukup terasa dan membuat saya bermimpi buruk selama 2 hari berturut-turut. 

       Pada bagian awal cerita akan muncul surat wasiat dari Umezawa Heikichi, pada bagian surat wasiat ini kita dibeberkan beberapa alasan dan mungkin saja petunjuk terselip di dalamnya. Uniknya novel ini didesain seperti drama yang terdiri atas beberapa babak dan daftar pemeran seolah kita tengah ada dalam drama. Kita juga disuguhkan perdebatan kecil antara Mitarai dan Ishioka yang cukup lucu. Saya suka bagaimana mereka saling menyangkal teori masing-masing. Terdapat ilustrasi gambar yang disajikan oleh penulis sehingga memudahkan kita untuk ikut menebak pelaku sebenarnya. Kita juga disuguhkan pemandangan Jepang terutama kota Tokyo dan Kyoto pada masanya yang membuat saya semakin ingin ke Kyoto, buku ini juga membahas tentang alkimia, zodiak dan astrologi. Menariknya mendekati adegan terakhir, kita mendapat surat tantangan dari penulis untuk menebak siapa pembunuh sebenarnya. Saya tidak berhasil menebak namun saya menikmati teori yang disajikan oleh Mitarai. 

       Novel ini merupakan novel yang membuat saya kehilangan minat baca pada bagian awal karena alur yang terlalu lambat namun menyenangkan pada bagian pertengahan sehingga membuat saya tidak bisa berhenti membaca. Novel ini saya rekomendasikan untuk kalian pecinta Sherlock Holmes karena kedua tokoh ini hampir mirip seperti mereka namun berbeda interaksi antara Holmes dan Watson. Novel ini memiliki rate 17+ jadi saya harap kalian berhati-hati membacanya, untuk kalian yang di bawah umur, saya harapkan agar jangan membaca buku ini dahulu sebelum kalian cukup umur dan pemikiran kalian cukup dewasa. Untuk novel seharga Rp 90.000,00 novel ini cukup menghibur bagi saya dan cukup seru, namun sekali lagi saya begitu menyayangkan desain covernya. Sampai jumpa pada review lainnya. Mata Ashita nee~
Mei 21, 2020 2 komentar

Judul Asli: 鑽石情人來報到 (Zuànshí qíngrén lái fù dào)
Judul Terjemahan: A Dandelion Wish
Penulis: Xi Shi
Genre: Romance
Jenis: Mandarin Novel
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-602-7742-34-5
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 346 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: April 2016
Harga: Rp 58.000,00
Rating: 4 of 5

       Konichiwa mina-san, review kali ini kembali lagi, novel romance mandarin dengan judul A Dandelion Wish. Saya belakangan ini berusaha untuk menghabiskan beberapa novel romance yang saya kira menarik dan kebanyakan temanya tentang amnesia. Apakah ceritanya akan serupa dengan A Stolen Years? Mari kita mulai reviewnya.

Blurb
Pria itu sudah gila.
Orang normal tidak akan duduk di atas kap mobil orang yang tak ia kenal dan menyanyikan lagu blues di tengah badai topan.

Dokter Bai Qian Xun yang sedang lelah setelah kesibukan mendadaknya di UGD. Kaget sekali saat melihat seorang pria asing duduk dengan santai di atas kap mobilnya. Yang lebih menjengkelkan lagi, pria yang ternyata hilang ingatan tersebut meminta Bai Qian Xun untuk menampungnya malam itu.

Meski awalnya tidak mau, akhirnya hati Dokter Bai Qian Xun pun tergerak. Wanita itu lalu membawa pria aneh tersebut ke apartemennya. Lambat laun, ia pun mulai menyukai kehadiran pria itu dalam hidupnya, bahkan jatuh hati pada pria misterius tersebut. 

Namun, ketika hilang ingatan pria itu kembali, bagaimanakah nasib hubungan mereka berdua?

Review
       Mari kita bahas dari desain covernya. Saya sangat suka dengan latar warna kuningnya yang lembut. Rasanya menenangkan seperti melihat sinar matahari karena kebanyakan novel yang saya miliki berwarna gelap atau merah jadi menghibur sekali melihat warna kuning diantaranya meskipun saya pribadi tidak terlalu menyukai warna kuning. Font judulnya sangat cantik, wanra font merah bata sangat cocok dengan warna kuning.  Terdapat ilustrasi gadis yang meniup bunga dandelion. Membuat saya penasaran sekali dengan isinya, sedih atau bahagiakah?

       Alur cerita cukup cepat, mulai dari perjumpaan mereka berdua dan semakin cepat lagi namun saya cukup menikmatinya karena jika terlalu lambat, saya mungkin akan segera bosan. Konflik yang disajikan sebenarnya cukup sederhana dan umum, penulis berhasil membangun suasana seseorang yang jatuh cinta sehingga konflik terasa menarik. Suasana rumah sakit sangat kental pada cerita ini, latar yang disajikanpun kebanyakan di rumah sakit atau apartemen karena sosok Bai Qian Xun yang kuno. 

       Saya suka bagian penokohan cerita ini, sosok Bai Qian Xun yang menurut saya merupakan perempuan paling realistis yang akhirnya jatuh cinta. Bagaimana karakternya berlahan bergerak. Sungguh menarik untuk diikuti. Chen Feng pun merupakan karakter pria yang menjadi idaman karena kesabarannya dan multitalent nya yang membuat saya berpikir adakah laki-laki seperti ini di kehidupan nyata? Amanat yang disampaikan jelas sekali masih berhubungan dengan cinta. Sekuatnya kita, ketika jatuh cinta pasti akan menjadi lemah. Novel ini tidak hanya membahas tentang pekerjaan dokter jantung, soal cinta, namun juga memerkenalkan beberapa makanan oriental yang dideskripsikan dengan baik dan terdengar lezat. 

       Novel ini sangat menarik dan cocok untuk kalian yang menyukai karakter wanita utama yang kuat dan berani. Kalian yang mengharapkan kisah cinta romantis atau dimanjakan oleh seseorang, novel ini bisa menjadi jawabannya. Dengan Rp 58.000,00 kalian sudah bisa mendapatkan novel manis ini. Selain itu novel ini merupakan novel lama, mungkin akan sedikit sulit untuk mendapatkannya tapi jangan sedih, beberpa maket place masih menjual novel ini. Jadi apalagi yang ditunggu? Mari kita terjun untuk jatuh cinta bersama dengan tokoh dalam cerita ini. Sekian review singkat dari saya, semoga dapat membantu mina-san. Mata Ashita ne~

"Tokoh-tokoh dalam film itu begitu rumit dipahami. Saat cinta, kembali menjadi pasangan, lalu saat sudah tak cinta, langsung mengucapkan selamat tinggal. Hubungan yang tidak jelas begitu, apa untungnya?"  Halaman 86
Mei 19, 2020 No komentar

Judul Asli: さよなら妖精 (Sayonara Yousei)
Judul Terjemahan: Goodbye Fairy
Penulis: Yonezawa Honobu
Genre: Mystery
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-623-7351-31-3
Ukuran: 13x19 cm
Tebal: 360 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: April 2020
Harga: Rp 99.500,00
Rating: 4 of 5

       Ohayou mina-san, kali ini saya akan mereview sebuah novel Yonezawa Honobu-sensei yang awalnya direncanakan merupakan bagian dari serial Hyouka. Sayangnya karena satu dan lain alasan, novel ini akhirnya dijadikan novel yang benar-benar berbeda, meskipun kita masih bisa menemukan karakter Hyouka di dalamnya. Yonezawa-sensei memang terkenal dengan misteri ringannya. Apakah Goodbye Fairy akan seringan Hyouka ataukah malah saya akan dibuat terkagum dengan karya sensei yang satu ini. Mari kita mulai reviewnya mina-san.

Blurb
Bulan April 1991, Moriya Michiyuki bertemu
dengan seorang gadis asing di tengah hujan
bernama Maya. Maya berasal dari Yugoslavia dan
akhirnya banyak menghabiskan waktu bersama
Moriya dan teman-temannya. Hari-hari mereka 
akhirnya dipenuhi misteri-misteri kecil
karena Maya selalu ingin tahu.

"Apa ada makna filosofisnya?" adalah pertanyaan
baku yang selalu Maya ucapkan, membuat hal
paling kecil pun jadi misteri

Akan tetapi, misteri terbesar muncul saat Maya
pulang ke negaranya tanpa sekali pun memberikan
secuil kabar. Mengapa Maya jauh-jauh datang ke
Jepang, dan apa yang sebenarnya terjadi setelah
dia pulang ke negaranya?

Ini adalah secuil kisah di balik pecahnya
Yugoslavia pada 1992.

Review
       Seperti biasa, mari kita bahas dari desain cover. Novel Goodbye Fairy ini memiliki cover yang unik dari pada novel terjemahan Penerbit Haru yang lain. Uniknya adalah tetesan air dan gambar payung pada bagian cover depan Goodbye Fairy terlihat berubah warna, tergantung dari sisi mana kalian melihatnya. Saya tidak terlalu mengerti apa namanya tapi bagi saya terlihat sangat keren. Penempatan, pemilihan font dan warna judul tampak sangat cantik dengan warna putih yang lebih dominan. Terdapat gambar awan yang seperti menekankan tema cuaca pada novel. Yang paling saya suka adalah warna backgroundnya, ungu yang manis sekali. Mengingatkan saya ketika melihat sosok Chitanda Eru. Saya benar-benar suka perpaduan desain cover novel Goodbye Fairy.

       Seperti pada novel Hyouka, novel ini mengambil sudut pandang orang pertama. Tema yang diangkat adalah misteri sehari-hari dan alur yang digunakan adalah alur mundur. Ketika Hyouka memiliki 4 tokoh sentral, disini kita dapat menemukan 5 tokoh yaitu Maya, Moriya, Shirakawa, Fumihara dan Sendo. Kelima tokoh dalam novel ini memiliki karakter yang khas anak remaja. Emosi yang terbangun antar tokoh sangat baik sehingga saya dapat masuk ke dalam cerita dengan lancar. Maya merupakan pendatang dan saya rasa disini Yonezawa-sensei dapat mendeskripsikan kesulitan komunikasi antara Moriya dan kawan-kawan dengan Maya. Misteri yang disajikan pun sangat santai dan tidak terlalu berat pada bagian awal sehingga saya cukup menikmati pengalaman membaca Goodbye Fairy. Setting tempat ini ada dua yaitu Jepang dan Yugoslavia. Kalian akan tahu ketika membacanya, mengapa saya menambahkan Yugoslavia. Suasana Jepang yang kental sangat terasa dalam novel ini karena kita diperkenalkan dengan budaya Jepang seperti makanan Kohaku Daifuku, Kuil Tsukasa, Kesenian Kyudo dan masih banyak lagi. Selain budaya Jepang, seperti yang dijelaskan dalam blurb, novel ini juga meneritakan tentang pecahnya Yugoslavia. Yang mungkin berisi beberapa informasi yang membuat kalian merasa seperti belajar materi sejarah dunia. 

       Saya sangat menyukai perkembangan antara Maya, Moriya dan kawan-kawannya. Membaca novel ini membuat saya merasa seperti benar-benar bersama mereka. Saya pun merasa seperti benar-benar berada di Jepang ketika membaca novel ini. Sayangnya kalian disuguhkan misteri sederhana pada awalnya, namun perlahan menjadi sangat kompleks karena menyangkut suatu negara. Saya hanya bisa merasa antara bingung dan kagum, bagaimana bisa Yonezawa-sensei menjelaskan Yugoslavia sekeren ini? Ketika membaca novel ini perasaan saya pun ditarik ulur. Saya pribadi suka interaksi Moriya dan Maya, entah mengapa mereka berdua begitu manis. Saya paling menyukai adegan mereka di Kuil Tsukasa, apa yang terjadi di Kuil Tsukasa? Silahkan baca sendiri novelnya. Amanat yang sampai kepada saya juga sangat menarik karena berhubungan dengan perpisahan. Kesan ketika buku ini selesai saya baca adalah, saya ingin berkata "Yonezawa-sensei, mengapa kau sejahat ini kepada saya? Hati saya ini benar-benar lembut lho." Tapi jika endingnya tidak seperti itupun mungkin tidak akan membuat saya memiliki perasaan yang bercampur baur seperti ini. Terima kasih Yonezawa-sensei karena berhasil menelurkan satu lagi karya yang membuat saya kagum. Saya yakin suatu saat ketika saya melihat novel ini kembali, yang teringat adalah Hydrangea atau Ajisai.

       Novel ini saya rekomendasikan untuk kalian pecinta Hyouka, penyuka anime, otaku atau wibu serta fans berat Yonezawa-sensei. Untuk pecinta novel misteri ringan, novel ini sangat cocok untuk kalian meskipun semakin berat pada bagian akhir. Novel yang begitu indah dan menyentuh ini dibandrol dengan harga Rp 99.500,00. Bagi saya harga seperti itu sudah sangat pantas karena memang saya terpuaskan dan rindu saya terobati meskipun saya takut untuk mencari manakah yang merupakan karakter novel Hyouka dalam Goodbye Fairy karena takut kalau-kalau saya tidak menikmati novel ini. Sekian review singkat dari saya mina-san, semoga dapat membantu mina-san. Mata ashita ne~

"Manusia itu, meski akan melupakan ayah yang dibunuh, mereka tidak akan melupakan uang yang dirampok." Halaman 245
Mei 15, 2020 2 komentar

Judul Asli: 被偷走的那五年 (Bèi tōu zǒu dì nà wǔ nián)    
Judul Terjemahan: The Stolen Years
Penulis: Ba Yue Chang An
Penerjemah: Jeanni Hidayat
Penyunting: M. Noviana
Cover design: Chyntia Yanetha
Genre: Romance
Jenis: Mandarin Novel
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-602-7742-66-6
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 384 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: Januari 2016
Harga: Rp 65.000,00
Rating: 4 of 5

       Konnichiwa mina-san, apa kabar? Kali ini saya akan mereview sebuah novel lama terjemahan Penerbit Haru. Novel ini merupakan novel terjemahan mandarin dan saya yakin jika kalian pasti tahu genrenya adalah romance. Novel ini sebenarnya merupakan novel yang terbit tahun 2016 namun baru kali ini saya berkesempatan untuk membeli dan membacanya. Karena saya percaya jika romace dari M Novel Penerbit Haru tidak pernah gagal. Dari pada kita banyak bicara, mari kita mulai reviewnya mina-san.

Blurb
Benarkah waktu dapat mengikis perasaan cinta?

Hal terakhir yang diingat He Man adalah ia sedang berbulan madu dengan
suaminya, Xie Yu. Namun, tiba-tiba gadis itu terbangun di rumah sakit
dan sudah bercerai. He Man mengalami amnesia dan lupa akkan lima tahun
terakhirnya.

Ia tidak mengerti mengapa ia bisa bercerai dari Xie Yu padahal mereka
saling mencintai. Ia tidak mengerti mengapa sahabatnya sekarang malah
menjadi musuhnya. Ia tidak mengerti mengapa seakan semua orang
membencinya.

Ketika He Man berusaha mengumpulkan kembali kenangan dan
ingatannya, ia mulai menemukan hal-hal yang tidak pernah ia duga
sebelumnya.

Review
       Dari segi desain covernya, saya sangat menyukainya. Warna putih yang dominan dengan efek berwarna merah muda memberikan kesan yang manis. Terdapat ilustrasi seorang gadis dan jam pasir yang saya yakini mencerminkan judul dan isi dari novel. Pemilihan font yang mudah untuk saya baca dan terkesan indah, selain itu pemilihan warna cokelat pada font judul membuat saya semakin nyaman melihatnya. Pada bagian cover juga terdapat hiasan berupa bunga forget me not yang terlihat sesuai dengan judulnya. Secara keseluruhan saya sangat menyukai cover novel ini.

       Alur yang diceritakan pada novel ini merupakan alur maju. Tema yang diangkat sebenarnya cukup klise dengan mengambil amnesia. Tapi bagian menariknya adalah ketika He Man siuman dan tahu jika telah bercerai. Ini adalah poin plus dari novel ini. Penokohan yang unik dan saya dapat melihat perkembangan karakter dengan baik, sosok He Man sebelum dan setelah kecelakaan dan sosok Xie Yu sebelum dan setelah bercerai. Amanat novel ini seperti menunjukkan bahwa ketika mencintai seseorang kita tidak diperbolehkan untuk egois. Sudut pandang yang digunakan yaitu orang ketiga pelaku utama dan saya merasa bahwa suasana novel ini ringan pada bagian awal lalu semakin lama semakin berat. Bagian yang paling mengejutkan adalah terkuaknya rahasia perceraian mereka dan saya juga sangat menyukai interaksi antara He Man dan Xie Yu.

       Novel ini memberikan kesan tentang seseorang yang berpisah namun tetap saling mencintai. He Man yang berkembang secara perlahan, bagaimana He Man beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya setelah hilang ingatan serta usaha He Man untuk mengingat kembali masa lalu. Saya sangat suka sosok Xie Yu yang sabar dan tidak tega terhadap orang lain. Saya sangat menikmati novel ini di alur awal dan kemudian semakin sedih pada bagian akhir. Saya juga suka bagaimana penulis mengaduk perasaan saya pada setiap babnya dan uniknya pada setiap awal bab terdapat kutipan yang berhubungan dengan narasi novel. Sayangnya alur novel ini terlalu cepat, saya masih berharap agar penulis menjelaskan beberapa kegiatan yang berkesan bagi mereka bukan hanya lompat tahun. Novel ini memiliki ending berupa open ending , jadi tergantung bagaimana kalian menginterpretasikan endingnya. Keputusannya ada di tangan kita.

       Saya merekomendasikan novel ini untuk kalian yang menyukai drama Mandarin, mencari makna cinta dan hubungan serta sedang kalut dalam urusan dunia. Untuk kalian yang menyukai genre romance dan membahas tentang pernikahan, novel ini sangat cocok untuk kalian. Novel ini dibandrol dengan harga Rp 69.000,00 harga yang sangat murah untuk ukuran pelajar. Seperti yang saya katakan bahwa novel ini merupakan novel lama, mungkin kalian akan sulit menemukannya di pasaran, tapi ini bukan alasan bagi kalian untuk membeli buku bajakan bukan?

"Akhir dari asmara selalu sama. Awalnya selalu bergaya maksimal, memperlihatkan sisi terbaik; sampai pada akhirnya sama sekali tidak malu untuk bersendawa, juga kentut di depan pasangan." Halaman 106
Mei 14, 2020 No komentar
Newer Posts
Older Posts

Hajimemashite

About Me

Asako
Seorang wibu yang suka membaca buku dan mencoba untuk menjadi blogger. Blog ini berisi tentang buku yang telah saya baca. Kore kara mo yoroshiku onegaishimasu~

Contact me: asakononiwa@gmail.com

Follow Us

Japanese Author

Akiyoshi Rikako Arikawa Hiro Asai Ryo Ayatsuji Yukito Chinen Mikito Dazai Osamu Edogawa Ranpo Fumio Sasaki Higashigawa Tokuya Higashino Keigo Ibuki Yuki Imamura Masahiro Kaiji Motojiro Kawaguchi Toshikazu Kawamura Genki Koshigaya Osamu Matsuda Aoko Minato Kanae Miyashita Natsu Murata Sayaka Nakamura Kou Natsume Soseki Ogawa Mimei Sakae Tsuboi Sasaki Tsukasa Shimada Soji Shinkai Makoto Shoji Yukiya Sosuke Natsukawa Sumino Yoru Tetsuko Kuroyanagi Tsujimura Mizuki Yonezawa Honobu Yoshimoto Banana

Mandarin Author

Ba Yue Chang An Giddens Ko Gu Man Ikumisa Kim Young ha Macchiato Neal Wu Star Cheng Tong Hua Xi Zhi Yang Yang

Korean Author

Jeong You Jeong Kim Young ha Lee Kkoch-Nim Mijin Jung You Sun Dong

Fiction

Comedy Dark Fairytales Drama Fantasy Gore Horror Iya-misu Koten-bu Series Mystery Photography Psychology Romance Semi-Autobiografi Slice of Life Sport Thriller

Non Fiction

Education Self Improvement Semi-Autobiografi Social Sciences

recent posts

Popular Posts

  • (Review) Silence
    Judul Asli: サイレンス (Silence) Judul Terjemahan: Silence Penulis: Akiyoshi Rikako Genre: Mystery, Romance Jenis: Japanese Literature ...
  • (Review) Kotenbu Series 1: Hyouka
    Judul Asli: 氷菓 (Hyouka) Judul Terjemahan: Hyouka Penulis: Yonezawa Honobu Genre: Mystery Jenis: Japanese Literature Penerbit: Haru ...
  • (Review) Blue, Painful, and Brittle
    Judul Asli: 青くて痛くて脆い (Aokute, Itakute, Moroi) Judul Terjemahan: Blue, Painful, and Brittle Penulis: Sumino Yoru Penerjemah: Clar...

Blog Archive

  • ►  2023 (10)
    • ►  Desember (3)
    • ►  November (1)
    • ►  Juni (2)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
  • ►  2021 (8)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Januari (3)
  • ▼  2020 (29)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (6)
    • ►  Juli (5)
    • ►  Juni (1)
    • ▼  Mei (6)
      • (Review) Penance
      • (Review) Murder in The Crooked House
      • (Review) The Tokyo Zodiac Murders
      • (Review) A Dandelion Wish
      • (Review) Goodbye Fairy
      • (Review) The Stolen Years
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2019 (22)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (6)
    • ►  Maret (2)
    • ►  Februari (6)
  • ►  2018 (16)
    • ►  Desember (2)
    • ►  November (2)
    • ►  September (2)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (1)
    • ►  Mei (1)
    • ►  April (3)
    • ►  Januari (4)
  • ►  2017 (2)
    • ►  September (2)
Diberdayakan oleh Blogger.

Created with by ThemeXpose