(Review) Burning Heat

by - April 13, 2021


Judul Asli: 灼熱 (Shakunetsu)
Judul Terjemahan: Burning Heat
Penulis: Akiyoshi Rikako
Penerjemah: Asri Pratiwi Wulandari
Pemeriksa Bahasa: Andry Setiawan
Penyunting: Prisca Primasari, Lovita Cendana
Penyelaras Aksara: Francisca Ratna
Desainer Sampul: Pola
Penata Sampul: @baiknyarudi
Genre: Thriller, Romance
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-623-7351-65-8
Ukuran: 13x19 cm
Tebal: 296 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: Maret 2021
Harga: Rp 93.000,00
Rating: 4 of 5

        Konichiwa mina-san, hari ini saya akan mereview sebuah novel karya Akiyoshi Rikako. Setelah membaca 7 Tahun Kegelapan yang tebal membuat saya cukup terkejut dengan kemampuan membaca saya yang masih sama seperti semula. Novel Akiyoshi selalu berhasil saya habiskan dalam sekali duduk. Sangat menyenangkan dan membuat saya merasa melepas rindu dengan karya-karya sensei yang luar biasa. Langsung saja kita mulai reviewnya.

Blurb:
Aku menikah dengan pembunuh suamiku.
Demi menuntut keadilan.

Review
        Cover novel Akiyoshi-sensei kali ini terkesan mengerikan tampa wajah seorang perempuan dan potongan kaca. Sorot matanya memberikan sesan yang mengerikan. Saya sangat suka perpaduan warna hitam dan merah, memberikan kesan thriller yang cukup menggelitik rasa penasaran saya. Border pada bagian belakang cover sangat khas novel Akiyoshi-sensei, latar hitam sangat serasi dengan novel-novel lainnya. Judul novel memiliki font yang sangat cantik dengan fill putih.

        Alur cerita ini merupakan alur maju dengan beberapa kali flashback. Novel ini merupakan novel ketiga yang mengangkat hal yang berbau kedokteran dan beberapa istilah kedokteran selain Memory of Glass dan Holy Mother. Selain tema kedokteran, novel ini menyinggung tentang operasi plastik dan tema romance pun tidak luput diangkat pada novel ini. Karakter tokoh utama, Emi sangat unik. Begitu pula Hideo dan Akiko. Perkembangan hubungan antara Emi yang suami terdahulunya dibunuh oleh Hideo (suami Emi yang sekarang) dibangun dnegan sangat baik. Begitu pula hubungan antara Emi dan Akiko serta latar belakang Emi yang dijelaskan dengan detail, begitu pula perkembangan emosinya. Pada bagian awal kita sudah diberikan misteri kematian Tadatoki, namun pada pertengahan bau romansa mulai terasa hingga tanpa sadar perlahan sensei membawa kita menuju ke konflik sebenarnya. Amanat novel ini adalah tentang arti sebuah ketulusan dan cinta.

        Saya tidak pernah menyangka akan membaca novel serupa dengan Memory of Glass namun dengan tokoh-tokoh seperti dalam The Dead Returns. Saya merasa bahwa Burning Heat adalah hasil perkawinan kedua novel itu. Memberikan saya nuansa yang hangat dan lembut, sangat kontras dengan covernya. Bagian dari novel ini yang paling saya suka adalah ketika Emi membuang seluruh peralatan makan yang berasal dari Bone China. Saya bisa merasakan bagaimana trauma, jijik. Kesan gore sama sekali tidak terasa, namun saya sangat menyukai novel ini. Saya yang biasa mencari unsur gore pada setiap novel Thriller dan misteri, namun sangat menikmati romansa tokoh yang ada dalam novel ini. Tidak berlebihan dan terasa menyenangkan setiap membacanya meskipun rasanya tetap membuat penasaran.

        Novel ini saya rekomendasikan kepada para fans Akiyoshi sensei. Untuk mina-san yang jatuh cinta pada Memory of Glass dan menyukai karya yang terasa ringan seperti The Dead Returns bisa membeli novel ini. Untuk mina-san yang menyukai Jepang dan ingin membaca romance tapi mendapatkan pengetahuan pada bidang kedokteran, novel ini merupakan jawaban untuk kalian. Untuk novel seharga Rp 93.000,00 dengan pengalaman membaca yang luar biasa, saya rasa sangat sebanding. Sekian review singkat dari saya. Sampai bertemu di review lainnya. Mata Ashita nee~

Tulag suamiku.
Bukan suamiku yang barusan. Bukan Hideo.
Tulang suamiku yang dulu; tulang Tadatoki.
-Halaman 8-

You May Also Like

5 komentar

  1. Ceritanya agak lebih gelap gak kak dibanding the dead returns? Jujur aku kurang suka the dead returns dibanding karya sensei yang lain, kalau memory of glass masih lumayan walau agak bosen di awal-awal sih 😅

    Kira-kira masih recommended gak ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa Kak Aki, terima kasih atas komentarnya.

      Tidak gelap sama sekali, jika dikelompokkan mungkin Burning Heat masuk ke dalam novel sensei seperti Scheduled Suicide Day, Memory of Glass dan The Dead Return. Berbanding terbalik dengan karya sensei seperti Girls in The Dark, Holy Mother, Silence, dan Absolute Justice.

      Untuk masalah recomended, jika kakak termasuk ke dalam kategori kedua, maka sebaiknya mencoba karya sensei yang lain. Jika kakak ingin mencoba novel misteri yang ringan dan heart warming, mungkin novel ini bisa menjadi jawabannya.

      Terima kasih, semoga balasan saya membantu kakak 🙇‍♀️

      Hapus
  2. Baru selesai baca novel ini. Berharap endingnya tidak seperti itu :") sangat enjoy membaca novel ini, semakin mendekati bagian akhir semakin tegang, plot twistnya nggak se-wah holy mother tapi cukup bikin speechless 😶

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa Unknown,
      Terima kasih banyak telah berbagi kesannya. Saya pun merasa demikian 🙇🏻‍♀️

      Hapus