(Review) Confessions

by - Agustus 09, 2019


Judul Asli: 告白(Kokuhaku)
Judul Terjemahan: Confessions
Penulis: Minato Kanae
Genre: Mystery
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-602-53858-8-9
Ukuran: 13x19 cm
Tebal: 304 Halaman
Cetakan ke: 1
Terbit: Agustus 2019
Harga: Rp 87.000,00
Rating: 5 of 5



       Mina-san konbanwa... sebenarnya saya kemarin telah membuka segel dari sebuah buku terjemahan, namun entah mengapa saya lebih tertarik untuk mereview novel yang baru saya terima siang ini. Novel ini terjemahan dari Kokuhaku karya Minato Kanae yang telah difilmkan dan memenangkan banyak penghargaan yang bisa kalian lihat pada bagian depan sampulnya. Novel ini saya habiskan sekali duduk karena memang saya sangat tertarik dengan genre misteri dan teaser dari editor serta penulis lain yang telah membacanya terlebih dahulu.

Blurb
Moriguchi Yuko adalah seorang guru SMP
Saat anaknya yang berusia 4 tahun ditemukan meninggal,
semua orang mengira itu cuma kecelakaan nahas.

Akan tetapi, Moriguchi yakin anaknya dibunuh
oleh dua dari anak didiknya.
Karena itu, dia tidak akan membiarkan kedua anak itu bebas.
Dia ingin membalas dendam, dan balas dendam yang dia
lakukan itu hanyalah awal dari sebuah mimpi buruk.

Review
       Dari desain covernya, saya rasa cover ini memiliki daya tarik tersendiri dengan latar hitam dan putih serta Moriguchi-sensei yang tampil dengan wajah tertutup kanji Inochi (hidup). Dengan pemberian kanji inochi dan diperkuat oleh blurbnya saya rasa cerita ini menegaskan tentang arti penting sebuah kehidupan. Pemilihan font yang cantik pada bagian blurb dan font judul yang terkesan minimalis membuat saya nyaman melihatnya.

       Novel ini mengusung sub genre iya-misu yang maksudnya memberikan nuansa yang tidak enak ketika membaca. Sekilas ketika membaca blurbnya kita akan ditarik untuk merasa penasaran tentang siapa pembunuh dari anak Moriguchi-sensei. Pada awal bab, kita disuguhkan alur yang lambat namun perlahan mulai menggelap. Perlahan mulai kita melupakan keingintahuan kita akan siapa pembunuhnya. Kita malah disuguhkan berbagai alasan dan betapa hinanya manusia yang tanpa kita sadari, kita pernah melakukannya. 

       Pembangunan karakter yang baik telah ditunjukkan dalam novel ini, mulai dari Moriguchi-sensei, Shounen A, Shounen B dan ketua kelas yang perlahan menggelap. Setiap tokoh memiliki porsi yang adil bahkan untuk tokoh figuran sekalipun. Novel ini mengambil sudut pandang pada masing-masing tokoh yang berbeda oleh karenanya kita dapat mengetahui alasan dibalik sikap para tokoh dan apa yang terjadi pada mereka secara fisik maupun psikologis.

     Confessions merupakan novel dengan amanat yang terasa dalam, memuat berbagai konten yang mengandung kekerasan seperti perisakan. Novel ini juga menceritakan tentang kejahatan dengan korban dan pelaku anak di bawah umur. Setelah membaca novel ini, pikiran kita menjadi terbuka bahwa kejahatan bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa, bahkan anak di bawah umur sekalipun. Menariknya adalah dalam novel ini juga menceritakan tentang ilmu teknik elektronik, kimia maupun biologi sehingga dengan membacanya kita dapat menambah pengetahuan.

      Perasaan yang saya rasakan setelah membaca novel ini tidaklah seburuk ketika saya membaca Holy Mother atau Girls in The Dark. Confessions memuat konten tentang pembunuhan lebih banyak dan korban yang berjatuhan lebih banyak dari pada buku lain dari Penerbit Haru yang pernah saya baca, namun ketika membacanya saya hanya dapat menikmatinya. Saya menikmati bagaimana Minato-sensei membuka tirai masing-masing tokoh. Setelah selesai membacanya saya hanya dapat merasakan kewajaran jika Sensei akhirnya berbuat seperti itu. Baru kali ini saya merasa menikmati subgenre iya-misu. Saya rasa novel ini lebih cocok dibaca untuk orang dewasa karena membutuhkan pemikiran yang cukup dewasa untuk menerimanya dan memahami maksud dari cerita ini. Novel ini sangat cocok dibaca untuk pecinta genre mystery-thriller. Saya jamin kalian pecinta Holy Mother dan Girls in The Dark tidak akan kecewa jika membelinya. Untuk harga Rp 87.000,00 saya rasa sangat sangat sangat sepadan apalagi novel ini telah memenangkan banyak penghargaan. Sekian review dari saya, mina-san. Semoga bermanfaat untuk kalian. Mata ashita~

seMuA orang, TIdak sendirian, 
mesKi duniA ini brUtal, 
Pasti sEMua Bisa UNtuk jaUh lebih baHagia! Halaman 91

You May Also Like

9 komentar

  1. keren resensinya,dek. Jadi tambah yakin untuk beli novelnya (walaupun sebenarnya saya paling susah baca novel dengan nuansa dark) =D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa kak Fadilahan

      Saya masih amatiran kak, kakak terlalu memuji. Tapi terima kasih banyak kak 🤗
      Wah, kakak suka genre apa nih?
      Terima kasih banyak kak sudah meninggalkan komentar disini. Saya benar-benar merasa tersanjung. Terima kasih banyak kak 🙇🏻‍♀️

      Hapus
  2. Emg bagus nih , tp serem jg klo baru baca yg ginian

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa Unknown
      Terima kasih banyak komentarnya.

      Memang cukup seram dan memberikan sensasi kurang enak, tapi justru disitulah daya tarik dari novel ini 😊

      Hapus
  3. Saya baru beberapa menit lalu selesai membacanya novelnya, sempat mencoba mencari filmnya tapi saya belum tamat membaca. Saya putuskan untuk menunda terlebih dahulu menonton versi filmnya.

    Menurutku, kisah dalam novel ini begitu sangat suram. Saya kaget saat part POV sosok Watanabe.

    Semuanya hanya berawal dari keinginan seorang anak yang ingin membutuhkan kasih sayang ibunya yang lebih. Harus mengorbankan banyak nyawa dengan percuma.

    Saya setuju jika Minato berhasil memberikan porsi sisi buruk dan sisi baik setiap karakter. Mengingat memang manusia tidak pernah lepas dari kesalahan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa anonim.
      Terima kasih banyak telah meninggalkan komentar.

      Wah keren sekali, saya belum menonton filmnya tapi saya yakin kalau kesan yang ditinggalkan pasti tidak jauh berbeda.

      Iya, saya sangat sedih melihat sosok kedua anak itu, saya rasa peran orang tua sangat berpengaruh untuk perkembangan psikologis anak. Saya setuju dengan teori Jhon Locke kalau anak seperti lembar kertas putih. Pendidikan orang tua akan membentuk pribadinya di masa depan.

      Senang sekali kakak mau berbagi dan berdiskusi bersama 🙇🏻‍♀️ Sekali lagi terima kasih atas kunjungannya 🙇🏻‍♀️

      Hapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. Emang bikin merinding novelnya xD , jangan lupa mampir diblogku juga https://arahmimpi33.blogspot.com Terima kasih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Konichiwa kak Alfian.
      Terima kasih atas komentarnya.
      Iya nih kak, sampai sekarang saya masih merinding

      Hapus