(Review) Dua Belas Pasang Mata
Judul Asli: 二十四の人見 (Nijushi no Hitomi)
Judul Terjemahan: Dua Belas Pasang Mata
Penulis: Sakae Tsuboi
Genre: Drama
Jenis: Japanese Literature
Penerbit: Gramedia
ISBN: 978-602-03-3281-9
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 248 Halaman
ISBN: 978-602-03-3281-9
Ukuran: 14x20 cm
Tebal: 248 Halaman
Cetakan ke: 2
Terbit: September 2016
Harga: Rp 45.000,00
Rating: 4 of 5
Rating: 4 of 5
Konbanwa mina-san, kemarin saya telah mereview novel Confessions oleh Minato Kanae. Sebenarnya sebelum membaca Confessions, ini adalah buku pertama yang saya baca bulan ini namun saya pending karena saya penasaran dengan tema yang diangkat Minato Kanae. Novel ini saya beli secara offline di sebuah toko buku yang besar. Awalnya saya tidak tertrik, namun melihat kisah yang diangkat tentang guru baru yang pertama kali mengajar membuat saya cukup menaruh minat terlebih lagi saya cinta dengan novel terjemahan Jepang. Dari pada terlalu banyak bicara, mari kita mulai reviewnya!
Blurb
Sebagai guru baru, bu guru Oishi ditugaskan mengajar di sebuah desa nelayan miskin. Disana dia belajar memahami kehidupan sedrhana dan kasih sayang yang ditunjukkan murid-muridnya. Sementara waktu berlalu, tahun-tahun yang bagai impian itu disapu oleh kenyataan hidup yang sangat memilukan. Perang memorak-porandakan semuanya, dan anak-anak ini beserta guru mereka mesti belajar menyesuaikan diri dengan perkembangan zaman.
Review
Mari kita mulai dari desain cover. Meskipun saya lebih menyukai desain cover yang mendekati anime, namun cover yang dipilih patut saya akui bagus. Cover ini mewakili judul dan isi dari novel yang lebih bercerita tentang guru dan murid-muridnya. Selian itu nuansa Jepang dapat saya rasakan dari anak-anak yang mengenakan kimono dan pohon sakura (?) yang tampak cantik dengan latar merah muda, pemandangan laut dan warna putih pada setengah bagiannya. Untuk pemilihan font judul, saya rasa kurang menarik dan berbanding terbalik dengan pemilihan font untuk pengarang.
Alur yang disajikan novel dua belas pasang mata terasa lambat pada bagian awal, namun perlahan semakin seru. Konflik yang dihadirkan pun terasa ringan dan semakin berat. Karakter pada novel dikembangkan dengan realistis dan sangat baik. Setiap karakter mendapat porsi yang sama dan mendapat bagian masing-masing untuk diceritakan seperti tentang penduduk desa, para murid dan kehidupan Ms. Oishi pun dijelaskan dengan realistis. Saya bahkan ikut merasakan betapa lelahnya menjadi guru di masa awal mengajar.
Konflik anak yang sederhana dan perlahan menceritakan bagaimana perang dan dampaknya bagi keluarga maupun lingkungan. Dari novel ini saya mendapat amanat yang sangat dalam dan tentunya memberikan pelajaran yang sangat berharga betapa cintanya Ms. Oishi pada perdamaian. Saya rasa ini merupakan cerminan diri penulis dimana penulis seperti menceritakan betapa ia mencintai anak-anak dan perdamaian. Saya dapat meyakini bahwa novel dengan nuansa perdamaian seperti ini sangat penting untuk generasi yang akan datang.
Seperti halnya alur dan konflik, suasana yang dideskripsikan oleh Sakae-sensei pun terasa ringan pada bagian awal dan mulai menjadi berat. Setelah membaca novel ini beberapa kali saya merasa tersentuh dan terharu akan sosok anak-anak dalam cerita. Saya juga merasa kagum terhadap sosok Ms. Oishi serta kepribadiannya. Saya juga belajar banyak hal mengenai peran guru. Bahkan saya ikut merasakan bagaimana perasaan para keluarga maupun guru dalam memandang peperangan yang tentunya membuat mata saya semakin terbuka.
Secara keseluruhan novel ini sangat pantas untuk dinikmati. Dramanya yang perlahan mulai berat, terjemahannya yang saya rasa mudah untuk saya pahami dan saya serap karena tidak memiliki bahasa yang mengharuskan kita untuk membuka kamus bahasa Indonesia. Buku ini juga pantas dibaca untuk semua kalangan baik muda maupun tua karena mengandung banyak pelajaran penting. Untuk novel dengan kelebihan yang telah saya sebutkan tadi, saya rasa harga Rp 45.000,00 sangatlah murah. Saya pribadi menyukai genre drama yang lebih menyentuh namun untuk genre drama yang mengisahkan tentang sosok guru, novel ini saya rasa sangat bagus. Sekian review singkat saya kali ini. Mohon maaf atas spoiler yang mungkin tanpa sengaja telah saya sebarkan. Mata ashita~
"Jangan 'mati terhormat'. Pulanglah dengan selamat." Halaman 189
0 komentar